Sabtu, 05 Mei 2012

Afrika Ditinggal Dokter, Rugi Rp17,9 Triliun Negara sudah keluar biaya banyak untuk menyekolahkan dokter, yang hijrah ke negara maju.

Negara-negara kawasan Afrika sub-sahara telah ditinggal pergi banyak dokter, yang sudah mereka biayai untuk belajar. Situasi itu membuat negara-negara tersebut rugi sekitar US$2 miliar, sekitar Rp17,9 triliun. 

Menurut kantor berita Reuters, penilaian itu diutarakan tim peneliti dari Kanada, 25 November 2011. Para dokter yang tega meninggalkan negaranya itu rata-rata beralasan ingin mencari penghasilan yang lebih baik di negara-negara maju.

Menurut studi itu, Afrika Selatan dan Zimbabwe merupakan dua negara yang paling rugi akibat ditinggal pergi warga mereka yang berprofesi sebagai dokter. Sebaliknya, Australia, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat paling banyak menikmati keuntungan dari hijrahnya para dokter Afrika ke negeri mereka.

"Banyak negara maju, yang melatih lebih sedikit dokter, justru bergantung kepada para dokter imigran untuk menutup kekurangan tenaga medis," kata tim peneliti pimpinan Edward Mills dari Universitas Ottawa. Hasil studi mereka itu dipublikasikan di majalah ilmiah British Medical Journal.  

Situasi itu terkesan tidak adil, mengingat negara-negara berkembang sudah mengeluarkan banyak uang untuk menyekolahkan warga mereka menjadi dokter. "Negara-negara berkembang telah membayar pelatihan warga yang akhirnya mendukung layanan kesehatan di negara-negara maju," tulis riset itu.

Situasi itu turut berperan bagi masalah yang selalu dihadapi negara-negara miskin atau berkembang dalam mengatasi wabah penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS, Tubercolosis dan Malaria. Mereka ditinggal pergi oleh warga sendiri, yang hijrah ke luar negeri, padahal sudah dibiayai untuk belajar menjadi dokter atau ahli medis. 

Studi itu menunjukkan bahwa pemerintah Uganda rata-rata menghabiskan biaya US$21.000 untuk melatih mendidik seorang dokter, sedangkan Afrika Selatan menganggarkan US$59.000 per orang. Hasilnya, bukan untuk membantu sesama warga yang membutuhkan perawatan kesehatan, mereka malah pergi ke negara-negara maju.

"Dari sembilan negara Afrika Sub-Sahara yang paling bermasalah dengan HIV/AIDS, lebih dari US$2 miliar telah terbuang karena migrasi para dokter terlatih," kata riset itu.  

Sebaliknya, negara-negara maju mendapat keuntungan dari hijrahnya para dokter Afrika, baik berupa pajak penghasilan maupun pemasukan lain. Inggris mendapat keuntungan sekitar US$2,7 miliar, AS US$846 juta, Australia US$621 juta dan Kanada US$384 juta. (umi)

0 komentar:

Posting Komentar